watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

TANTE EMI TETANGGAKU

Sebut saja namaku Pram, aku adalah suami dari
seorang istri yang menurutku sungguh sangat
sempurna. Namun begitu sebagaimana layaknya
sebuah pepatah, rumput tetangga sangatlah
segar, itu yang berlaku dalam kehidupanku.
Walaupun pelayanan yang kuterima dari istriku
sungguh tidak kurang suatu apapun, masih juga
terlintas dalam anganku fantasi yang
menggairahkan setiap kali Tante Amy lewat di
depan rumah.
Tante Amy adalah seorang pengusaha Garment
yang cukup ternama di kota Solo. Kalau tidak
salah tafsir, usia Tante Amy sekitar 38 tahun,
sementara suaminya adalah pemilik sebuah
penginapan di Pantai Senggigi Pulau Lombok.
Barangkali karena lokasi usaha pasutri ini yang
berjauhan, mungkin itulah penyebab mereka
sampai sekarang ini belum dikaruniani
momongan. Tapi sudahlah, itu bukan urusanku,
karena aku hanya berkepentingan dengan pemilik
betis kaki yang berbulu halus milik Tante Amy
yang selalu melintas dalam setiap fantasi seksku.
Kalau menurut penilaianku betis kaki Tante Amy
bak biji mentimun, sementara gumpalan buah
dada, pantat maupun leher Tante Amy sangatlah
sejuk kurasakan seiring dengan air liurku yang
tertelan dalam kerongkonganku.
Sore.., sehabis kubersihkan Tiger 2000-ku, terlihat
Tante Amy keluar dari mobil. Saat itulah sejengkal
paha putih di atas lutut tertangkap oleh mataku
tidak urung kelaki-lakianku berdenyut juga.
Lamunanku buyar oleh panggilan istriku dari teras
samping. Sesuai rencana, aku akan mengantar
istriku untuk berbelanja ke pasar untuk membeli
oleh-oleh yang akan dibawa pulang ke Kalimantan
(perlu kujelaskan di sini, istriku berasal dari
Kalimantan Selatan).
Malam terakhir sebelum keberangkatan istriku
beserta putra putriku ke Kalimantan sungguh
suatu malam yang menggairahkan buatku.
Bagaimana tidak, setelah sekian minggu tidak
pernah kulihat istriku minum ramu-ramuan anti
hamil, malam ini dia kulihat sibuk di dapur
mengaduk dua buah gelas jamu, satu untuknya
satu untukku. Anak-anak asyik main video game
di ruang keluarga di temani Ryan adikku. Kode
rahasia dari kelopak mata istriku mengajakku
masuk ke kamar tidur.
Setelah mengunci pintu kamar, aku duduk di
kursi sambil mengupas apel, sementara istriku
yang mengenakan gaun tembus pandang sedang
meletakkan dua buah gelas berisi rahasia
kedahsyatan permainan ranjangku di meja di
dekatku. Tonjolan payudara yang amat terawat
bagus itu menyembul tepat di depan mataku.
Pembaca yang budiman, cita rasa hubungan
seksku adalah menarinya Citra istriku mengawali
kisah ranjang.
Setelah kuminum jamu, aku mendekati Citra
sambil memandangi dari ujung kaki sampai
ujung rambut panjang sebahunya perlahan
kutelusuri. 15 menit sudah berlalu, Citra mulai
melepas satu persatu pakaiannya hingga akhirnya
tinggal BH dan celana dalamnya yang menutupi
point penting persembahan untukku. Kudekap
Citra sambil kucium mata indahnya, desahan
napas terasa hangat terhembus di helaian bulu
dadaku. Lidahku yang terjulur memasuki mulut
Citra dan perlahan bergerak memutari langit-langit
rongga mulut istriku. Balasan yang kurasakan
sangatlah hangat menggetarkan bibirku.
Tangan Citra yang melingkari tubuhku bergerak
melucuti bajuku. Sementara jilatan lidahku
mampir mendarati leher yang putih
bergelombang bak roti bolu itu. Jilatanku pindah
ke belakang leher dan daun telinganya. Pelukanku
memutar ke belakang diikuti belaian tanganku
memutari gumpalan payudara yang semakin
mengeras. Tidak urung telapak tanganku semakin
gemetaran, kuremas halus payudara Citra dengan
tangan kananku sementara tangan kiriku meraba
dan mengusap sekujur pusaran. Citra mendesah-
desah sambil memegang klitorisnya.
“Ouch.., uhh. Mas antar aku ke puncak sanggama
buat sanguku pisah tiga minggu denganmu..!”
permohonan Citra memang selalu begitu setiap
bersetubuh.
“Janganlah terlalu banyak bicara Citraku, lebih baik
kita nikmati malam ini dengan desah napasmu,
karena desah napas dan erangan kepuasanmu
akan membuatku mampu mengantarmu ke
puncak berulang-ulang. Kau tahu kan penyakitku,
semakin kau mengerang kenikmatan semakin
dahsyat pacuan kuda kontolku,” jawabku.
“Aacchh.., huuhh.., hest..!” desah napas Citra
keluar sambil kedua tangannya memeluk
wajahku dan perlahan menuntunnya menelusuri
titik-titik kenikmatan yang kata orang titik
kenikmatan perempuan ada beratus-ratus
tempatnya.
Memang sampai saat ini aku tidak pernah
menghitung entah ada berapa sebenarnya titik itu,
yang jelas menurutku tubuh perempuan itu
seperti permen yang semuannya enak dirasa
untuk dijilati, buktinya setiap mili tubuh istriku
kujilati selalu nikmat dirasakan Citraku. Perjalanan
lidahku lurus di atas vagina yang kemudian
menjilat helaian bulu halus menuju Vagina.
Harum semerbak aroma vagina wanita asal Kalsel
hasil dari Timung (Timung adalah perawatan/
pengasapan ramu-ramuan untuk tubuh wanita-
wanita asal Suku Kalimantan) membuatku
menarik napas dalam-dalam.
Kulumanku mendarat di bibir vagina sambil
sesekali menarik lembut, membuat Citra
menanggapi dengan erangan halus dan tekanan
tangannya menekan kepalaku untuk semakin
menelusuri kedalaman jilatan lidah mancari biji
kedelai yang tersembunyi. Gigitan halus gigiku
menarik lembut klitoris merah delima. Tanpa
kusadari Citra mengulurkan balon jari kepadaku,
jari tengah tanganku yang terbungkus dengan
balon karet pelan kumasukkan ke dalam lubang
vagina Citra dan menari di dalam menelusuri
dinding lubang senggamanya.
“Hsstt.. uuhh.. aduduhh..!” desah napas Citra
membuat kedua kakinya gemetaran, “Ayo Mas..!
Sekarang..!” pintanya tidak sabar lagi.
Batang kemaluanku yang sejak tadi mengejang
ditariknya menuju ring tinju persetubuhanku.
Penisku memang tidak seberapa besar, namun
panjangnya yang 18,3 cm ini sejak perjaka dulu
kupasangi anting-anting, dan hal itu yang
membuatku mampu main berulang-ulang.
Di atas ranjang Citra membuat posisi silang,
posisi yang sangat dia senangi. Tanpa membuat
roman tambahan, kumasukkan batang
kemaluanku ke lubang vagina yang sudah siap
tempur itu.
“Uuch.. aacchh.. terus genjot Mas..!” desahnya.
Tanpa mencabut penisku dari lubang, Citra
membuat posisi balik, “Ii.. ii yaa begitu Mas
teeruus..!”
Sekali lagi kelenturan hasil fitnest Citra membantu
membalik posisi menungging tanpa kucabut
batang kemaluanku yang masih menancap di
liangnya.
Dengan gerakan katrol kuhujani celah pantat Citra
dengan kencang.
Akhirnya, “Uuu.. uch aa.. ach e.. ee.. enakk..!”
teriakan kecil Citra membuatku semakin kencang
menusuk vaginanya dengan semakin dahsyat.
“Tunggu aku Cit.. kita sama-sama.. oya.. oy..
yack.. uuhh..!” desahku.
Kupeluk dari belakang tubuh yang terbalut
dengan peluh, terasa nikmat sekali. Akhirnya
malam ini Citra kewalahan setelah mengalami
orgasme sampai lima kali hingga aku telat bangun
pagi untuk jogging sambil melihat tubuh indah
Tante Amy lari pagi di Minggu yang cerah ini.
Hari ini masuk hitungan ke tiga hari aku
ditinggalkan oleh istriku pulang mudik, fantasi
Tante Amy selalu hadir dalam kesepianku. Hingga
tanpa kusadari pembantu Tante Amy mengetuk
pintu depan rumahku.
“Pak Pram saya ke mari disuruh Ndoro Putri
minta bantuan Pak Pram untuk memperbaiki
komputer Ndoro Putri,” kata pembantu Tante
Amy.
Ya.. inilah namanya ‘kuthuk marani
sundhuk’ (datang seperti apa yang diinginkan).
“O ya, sebentar nanti saya susul.” kusuruh Bik
Ijah pulang duluan.
“Kulo nuwun..” kekethuk pintu depan rumah
Tante Amy tanpa kudengar jawaban, hanya
klethak.. klethok suara langkah kaki menuju pintu
yang ternyata Tante Amy sendiri yang datang.
“Silahkan masuk Dik Pram, Tante mau minta
tolong komputer Tante kena Virus. Silahkan
langsung saja ke ruang kerja Tante.”
Tanpa berkata-kata lagi aku masuk menuju ruang
kerja Tante Amy yang menurutku seperti kamar
Hotel 7 (Obat Sakit Kepalaku yang sedang puyeng
ngelihat lenggak-lenggok jalan Tante Amy di
depanku).
Sejujurnya kukatakan aku sudah tidak karuan
membayangkan hal-hal yang menggairahkan.
Sambil aku menunggu Scan Virus berjalan,
kutelusuri pelosok ruangan kerja Tante Amy
(sengaja kuhilangkan label Tante di depan nama
Amy untuk menghibur dan membuat fantasi di
benakku tentang kharisma seksualitas pemilik
ruangan ini). Khayalanku buyar dengan
kedatangan si pemilik ruang kerja ini. Pendek kata,
sambil kerja aku di temani ngobrol oleh Tante
Amy kesana kesini sampai akhirnya Tante Amy
menyinggung rasa kesepiannya tanpa kehadiran
anak di rumah yang megah ini.
“Dik Pram nggak tahu betapa hampa hidup ini
walau terguyur dan tertimbun harta begini tanpa
kebersamaan suami dan hadirnya anak. Selain
Om Jhony itu nggak bisa ngasih keturunan yang
dapat memberikan kehangatan keluarga. Keadaan
ini membuatku butuh teman untuk menghapus
kekeringanku.” cerita Tante Amy membuat
kelakianku langsung bangun.
“Perkawinanku diambang kehancuran karena
kerasnya mertuaku menuntut kehadiran cucu-
cucu untuk mewarisi peninggalan Papanya Om
Jhon. Sebenarnya jujur kukatakan Om Jhony
nggak mau pisah denganku, apapun yang terjadi.
Malah pernah diluar kewajarannya sebagai
seorang Suami dan kepala Rumah Tangga, Om
Jhony pernah memintaku untuk membuat Bayi
tabung.” cerita Tante Amy tidak seratus persen
kuperhatikan, karena aku lebih tertarik melihat
betis biji timun Tante Ami dan pahanya
tersingkap karena terangkat saat duduk di sofa.
Ternyata tanpa kusadari sebenarnya Tante Amy
memancing hasratku secara tidak langsung.
Walau sedikit ragu aku semakin mengarahkan
pembicaraan ke arah seks. Tanpa sadar aku
pindah duduk di dekat Tante Amy, dan tanpa
permisi kupegang dan kuremas tangannya.
Ternyata perlakuanku itu tidak mendapatkan
penolakan sama sekali. Hingga akhirnya dalam
posisi berdiri kudorong Tante Amy ke tembok
dan kucium bibir merekah delima itu.
Dengan hasrat yang menggebu-gebu aku agak
kasar dalam permainan, sehingga terbawa emosi
menyerang sekujur tubuh Tante Amy yang
tentunya takut ketahuan pembantu. Permainanku
berhenti sejenak karena Tante Amy bergegas
menutup pintu. Dan mungkin karena Tante Amy
telah sekian lama kering tidak pernah disemprot
air mani suaminya, dia terkesan terburu-buru.
Dengan cepat dia melepas pakaiannya satu
persatu hingga menyisakan BH dan celana
dalamnya.
Kini aku tahu betapa indahnya rumput tetangga
dan betapa dahsyatnya gairahku. Kudorong Tante
Amy rebah di atas meja kerja dengan tangan
kananku meremas payudaranya yang kenyal
karena belum pernah melahirkan. Terasa nikmat
sekali payudaranya kuremas-remas, sementara
tangan kiriku melepaskan celana dalam biru
lautnya. Aduh itu bulu-bulu halusnya membuatku
merinding. Tidak kuingat aku siapa Amy itu
siapa.., Nilam dan Ziddan (anakku) yang sedang
jauh di sana, semuanya kulupakan karena aku
sudah terselimuti nafsu setan duniawi. Aku
semakin menggila melumat dan menjilat, meraba
serta meremas pantat Tante Amy yang sekal plus
mulus terawat ini.
Tante Amy menggelinjang kenikmatan
merasakan pelayananku. Vagina Tante Amy
ternyata masih teramat kuat mencengkeram
penisku yang membuatnya terbelalak kagum plus
ngeri melihat anting-anting yang kupasang di
bawah ujung kepala kemaluanku. Tante Amy
tidak sabar menanti nikmatnya ditusuk pistol
kejantananku. Lagi-lagi Tante Amy kelewat
terburu-buru menyerangku yang akhirnya aku
merasa sedang diperkosanya. Anting-anting yang
maha dahsyat tergantung setia selalu bertahun-
tahun kupakai terasa sakit oleh hisapan dan
kuluman serta gigitan giginya.
Lidah Tante Amy berputar memutari batang
kemaluanku. Aku menggelinjang tidak karuan.
Pikir punya pikir inilah hasil dari pikiran kotorku
selama ini, ya sudah, kunikmati saja walau sakit.
Mendadak Tante Amy ganas menyerangku,
didorongnya aku ke sofa, dengan posisi duduk
bersandar aku menerima tindihan tubuh indah
Tante Amy yang posisinya membelakangiku.
Kemudian dipegangnya pistol gombyokku dan
diarahkan ke vaginanya. Lalu dengan ngos-
ngosan Tante Amy naik turun menekanku, ini
berlangsung kurang lebih 15 menit.
Kini posisi Tante Amy menghadapku. Lagi-lagi
dipegang penisku dan dimasukkan ke liang
vaginanya. Nah.., ini baru membuatku merasa
enak karena aku dapat dengan leluasa mengulum
putingnya dan mengusap-usap bulu halus betis
biji timunnya. Goyang sana goyang sini,
sekarang dengan kekuatanku kuangkat tubuh
Tante Amy dengan posisi berdiri. Kunaik-
turunkan dan kurebahkan di sofa tubuhnya.
Kutaruh kaki indah ini di bahuku, kuhujani Tante
Amy dengan gesekan-gesekan tajam. Dalam hal
ini dia mulai merasa tidak tahan sama sekali,
kakinya yang melingkar di bahuku semakin
kencang menjepitku. Dia mengerang kenikmatan
mencapai klimaks orgasme.
Aku merasa heran, aku merasa belum mau
keluar. Sudah berbagai posisi kulakukan, belum
juga keluar. Tante Amy semakin merintih
kewalahan, aku tidak mau melepaskan hujanan-
hujananku. Anting-anting saktiku membantu
membuatku dapat main sampai empat kali Tante
Amy mengalami orgasmenya.
Hingga pada suatu ketika aku merasa mendekati
pelabuhan, kubiarkan batang kemaluanku
tertanam dan tertimbun bulu-bulu kemaluannya
yang tidak seharum punya Citra, istriku. Tanpa
sadar aku terikat kenikmatan sedang main dengan
istri orang. Lalu laharku muntah di dalam vagina
bersamaan dengan orgasme Tante Amy untuk
yang kelima kalinya. Aku lemas dengan masih
membiarkan penisku yang terbenam dan
tertimbun bulu vaginanya. Aku terkulai merasa
hangat di atas tubuh Tante Amy yang basah oleh
keringat.
Lama-lama aku sadar, aku bangun tapi kok Tante
Amy tidak bergerak. Ach.., mungkin dia tertidur
kenikmatan. Kutepis anganku dari pikiran yang
tidak-tidak. Aduh mak, Tante Amy ternyata
pingsan. Tapi melihat seonggok tubuh montok
berbulu halus, gairahku tumbuh lagi. Perlahan
kujilat dari ujung kaki sampai pangkal paha
dengan membalik posisi pistolku menindih
wajahnya. Kukulum vagina Tante Amy sampai
tiba-tiba aku kelelahan dan tertidur.
Akhir cerita, perbuatanku ini berlangsung terus
tanpa setahu suami Tante Amy dan Istriku.
Sampai suatu hari kutahu Tante Amy sedang
hamil tua yang tidak lain karena mengandung
benihku, tapi herannya hubungan Tante Amy
dengan suaminya tambah mesra. Kutahu juga
belakangan hari mertua maupun orangtua Tante
Amy sering hadir di rumah yang letaknya di
depan rumahku.


Adult | GO HOME | Exit
1/5300
U-ON

inc Powered by Xtgem.com